Ajang Pendidikan Politik atau Sekedar Cari Muka ?!

Tanpa terasa lima tahun sudah hampir berlalu. Rutinitas pemilihan umum yang biasanya diidentikkan dengan istilah pesta demokrasi sebentar lagi akan dilaksanakan. Masyarakat yang telah lama rindu akan perubahan nasib yang lebih baik, tentu saja telah bersiap-siap menyambut pelaksanaan pesta demokrasi ini. Terlebih lagi bagi partai-partai politik, mereka sudah harus mempersiapkan sejumlah program agar mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat pada saat pesta demokrasi diselenggarakan.

Kita telah menjumpai kenyataan ini dalam kehidupan sehari-hari. Saat menonton tv, kita akan disajikan berita tentang perkembangan partai dan pelaksanaan pemilu 2009. Berita serupa juga menghiasi koran-koran dan majalah. Demikian pula kita jumpai di sepanjang jalan raya dan disekretariat-sekretariat partai telah berkibar sejumlah bendera dan berdiri baliho-baliho bergambar tokoh-tokoh partai yang dijagokan dalam Pemilu 2009.

Kita sama-sama tahu, bahwa masyarakat telah jenuh akan janji-janji politik. Masyarakat juga tidak mudah lagi diajak percaya kepada politisi dan partai politik meski diberikan kesenangan dan kenikmatan sesaat, seperti baju kaos, uang, akta kelahiran gratis, beras gratis, dan lain sebagainya. Hal ini terbukti dengan membuminya slogan-slogan “ambil uangnya, jangan pilih orangnya”. Masyarakat telah cukup berpengalaman berhadapan dengan beberapa kali pesta demokrasi yang juga telah terbukti belum membawa perubahan yang mendasar terhadap tingkat kesejahteraan mereka.

Masyarakat sepertinya telah memahami, bahwa kegiatan bagi-bagi serba gratis yang dilakukan oleh partai-partai politik tidak ubahnya seperti NARKOBA. Dengan menerima pemberian-pemberian partai politik setiap menjelang pemilu kita hanya akan merasakan nikmat dan kesenangan sesaat. Setelah pemilu berlalu, lonceng penderitaan masyarakat pun kembali bergema. Mulai dari harga BBM yang mahal, petani kesulitan mendapatkan bibit dan pupuk serta alat pertanian, atau mungkin kesulitan untuk menjual hasil produksi pertanian masyarakat.

Itulah NARKOBA, jika anda menggunakannya, maka anda akan merasakan nikmat sesaat. Namun secara perlahan pula, NARKOBA akan merenggut hidup dan kehidupan anda. Dalam politik, hari ini anda menerima uang dari partai politik Rp.100 ribu. Namun, -besok atau lusa, anda mungkin akan dirugikan oleh kebijakan-kebijakan ekonomi yang mencekik kesejahteraan masyarakat.

Meski demikian, -fenomena kampanye dan sosialisasi partai-, sadar atau tidak sadar tetaplah menjadi kegiatan yang dipercayai mampu mempengaruhi pilihan-pilihan politik masyarakat. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk menolak janji politik partai, semakin canggih pula cara-cara partai politik mempengaruhi masyarakat. Ini bisa dilihat dari lahirnya metode-metode baru, dalam melakukan kampanye dan sosialisasi, misalnya : dengan memanfaatkan tokoh-tokoh agama dan rumah-rumah ibadah, atau memanfaatkan prgram-program pemerintah yang memang ditujukan untuk masyarakat, seperti akta kelahiran gratis.

Untuk itu, penting bagi kita semua memahami arti penting pilihan politik dalam menyambut pesta demokrasi yang hanya diadakan sekali dalam lima tahun. Kesalahan dalam menjatuhkan pilihan pada partai politik dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Kerugian tersebut, bukan hanya akan ditanggung oleh pribadi pemilih melainkan dapat menjadi kerugian bagi seluruh masyarakat. Agar dapat memahaminya, saya akan mengajak anda untuk menelisik lebih jauh makna-makna yang terkandung dalam peristiwa pesta demokrasi


0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial