Kata Sambutan

PDK lahir sebagai jawaban atas kebutuhan sejarah. Rakyat Indonesia saat ini membutuhkan partai yang mampu memberi komitmen untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Kita tidak bisa lagi membiarkan kekuasaan dikelola secara alamiah, apa adanya kemudian kita pulang dan bermimpi seolah-olah siapapun dan dengan cara apapun kekuasaan dikelola, hasilnya pasti akan baik. Pemikiran naif seperti itu sudah harus dihentikan. Bangsa ini semakin kritis dan kreatif dalam melihat kenyataan di sekitarnya, dan sudah siap bangkit untuk meraih masa depan yang lebih baik. Partai ini adalah alternatif, bukan sesuatu yang direncanakan sekedar untuk kepentingan kekuasaan.

Kita ini adalah sukarelawan-sukarelawan politik yang berjuang untuk sebuah tujuan yang lebih tinggi dari sekedar kekuasaan. Kalau tujuan kita adalah kekuasaan, maka sekali tujuan tercapai, tidak ada lagi yang akan kita kerjakan selain menikmati kekuasaan itu, serta mempertahankannya dengan sekuat tenaga, dengan segala cara. Ini jelas bukan karakter PDK. Bagi kita, kekuasaan adalah sebuah sarana untuk berbuat, sarana untuk melakukan yang terbaik buat bangsa ini.

Itu alasan mengapa ambisi politik kita bukan pada posisi-posisi politik, tetapi pada hasil yang lebih besar. Cita-cita tertinggi dari partai ini adalah jika pada suatu waktu, rakyat dengan kesadaran yang tulus, mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Ya Tuhan, Ya Allah, saya bersyukur kepada-Mu, karena Engkau telah mentakdirkan lahirnya sebuah partai yang namanya Partai Demokrasi Kebangsaan”.

Itulah cita-cita tertinggi. Diterima sebagai bagian dari rahmat Allah di Indonesia ini, bukan sekedar meraih suara mayoritas dalam politik. Apalagi sekedar menempatkan orang dalam kekuasaan.

Jadi kelahiran PDK adalah bagian dari proyek besar bangsa kita sendiri. Yaitu proyek mengembalikan harga diri, proyek mengembalikan martabat, proyek meraih masa depan yang akan membuat kita semua, dan generasi-generasi sesudah kita, bisa angkat kepala dan mengatakan : Saya bangga jadi bangsa Indonesia”.

Berpuluh-puluh tahun kita belajar dengan pengalaman yang cukup dalam memerintah dan mengatur politik, tetapi kita tidak juga kunjung sampai pada kesimpulan yang final tentang bagaimana seharusnya negeri ini diurus, tentang bagaimana seharusnya demokrasi dibangun, dan bagaimana seharusnya kebangsaan dipelihara.

Apa yang kita saksikan, disamping beberapa keberhasilan dengan catatan-catatan tertentu, lebih banyak hal-hal yang merusak. Tidak ada kepastian yang mampu menjamin bahwa generasi-generasi yang akan datang akan mendapat peluang yang lebih baik dalam suatu sistem yang lebih responsif terhadap perubahan dan kebutuhan kita yang terus berubah.

PDK akan tampil dengan alternatif kepemimpinan. Kita ingin menampilkan alternatif kepemimpinan pemerintahan yang lebih cerdas, yang lebih mampu memahami aspiras-aspirasi yang hidup dalam masyarakat, suatu pemerintahan yang sensitif (peka) terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat, pemerintahan yang tidak perlu menunggu rakyat berdemonstrasi, membakar dan melempar-lempar, maka barulah sadar bahwa perlu ada perubahan. Dia merespon perubahan sebelum sebagian orang sadar bahwa perlu ada perubahan. Suatu pemerintahan yang bisa memberi kepada rakyat apa yang mereka butuhkan sebelum rakyat meminta, suatu pemerintahan yang jika dia tidak mampu memberikan apa-apa yang dibutuhkan rakyat, dia bisa menjelaskan mengapa dia belum bisa memberikan, bukan pemerintahan yang diam seribu bahasa ketika ia seharusnya menjelaskan sesuatu.

Rakyat mendambakan hadirnya kekuasaan yang memiliki kualitas dan diterima sebagai rahmat dalam masyarakat, yang disyukuri karena dia mengayomi dan karena dia peduli, bukan pemerintahan yang menjauhkan diri dari semangat dan aspirasi masyarakat.

Ada satu pepatah orang-orang Tana Toraja di Sulawesi Selatan. Orang-orang Toraja ini adalah suku tertua di sulawesi. Mereka mengatakan : “Pemimpin yang baik itu adalah yang mimpinya sama dengan mimpi rakyatnya”. Mungkin mereka berbeda tempat tidur, berbeda tempat berpijak, namun mereka memiliki mimpi yang sama. Demikian banyak orang sekarang hidup bersama, tidur ditempat tidur yang sama, tapi mimpinya berbeda-beda. Kita ingin kepemimpinan yang mimpinya sama dengan mimpi rakyat secara tepat, sehingga dia tidak menjadi egois, memaksakan kehendak dan membuta tuli terhadap segala rupa kebutuhan dan impian masyarakat. Ini bukan sesuatu yang tidak mungkin, jangan anda menduga bahwa semua yang paling baik itu sulit diwujudkan

Pemerintahan adalah tempat dimana anda bisa berbuat baik dan kebaikan yang dilakukan oleh pemerintah akan lebih jauh jangkauan kebaikannya, jangkauan efeknya, daripada upaya yang dilakukan oleh mereka yang berada di luar kekuasaan. Mengapa? Karena mengontrol hampir semua resources (sumber daya), bisa memaksakan perbaikan, bisa menghimbau dan dapat memberi teladan yang baik. Tanpa kekuasaan, tidak banyak yang bisa anda lakukan untuk perbaikan. Kekuasaan tidak harus selalu diselewengkan, walaupun dengan contoh-contoh disekitar kita bisa meyakinkan bahwa adagium yang kuno dari Lord Acton masih sering menyertai kenyataan-kenyataan disekitar kekuasaan, yaitu bahwa kekuasaan cenderung menyeleweng dan semakin mutlak sebuah kekuasaan, semakin mutlak pula hadirnya penyelewengan.

Tapi ini adalah sinisme terhadap kekuasaan. Bagi orang yang beriman, bagi orang-orang yang percaya bahwa ada kehidupan sesudah ini, bagi orang-orang yang amanah, tidak selayaknya kekuasaan dilihat secara sempit, sebagai ruang dimana penyelewengan tidak terhindarkan.

Kekuasaan sekali lagi adalah sebuah proses, adalah sebuah ruang untuk berbuat baik bagi kepentingan publik. Tidak ada yang menghalangi kekuasaan untuk berbuat baik karena dia adalah penguasa itu sendiri. Tapi mengapa orang begitu sulit menemukan kebaikan dalam proses kekuasaan? Inilah yang akan dikoreksi oleh PDK. PDK akan membuktikan bahwa kekuasaan bisa berbuat baik lebih daripada orang-orang atau institusi-institusi di luar kekuasan. Kita ingin menjadikan kekuasaan sebagai contoh dari rahmat Allah SWT bagi masyarakat. Ini bukan hanya sekedar impian, ini adalah sesuatu yang nyata dan lahirnya PDK adalah sebagai koreksi terhadap kesalahan-kesalahan masa lalu.

Sebagai kelompok bangsa nomor empat terbesar di dunia, dengan kekayaan alam yang melimpah ruah, dengan sangat menyesal harus kita katakan bahwa pemerintahan kita, untuk waktu yang panjang, telah gagal mengelola amanah Tuhan Yang Maha Esa, berupa rangkaian kekayaan alam yang melimpah ruah itu. Semuanya telah gagal dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan martabat kita, sebagai bangsa. 63 tahun Indonesia merdeka, masih ada warga kita yang menjadi pekerja kasar di negeri-negeri orang lain, menjadi pembantu rumah tangga dinegeri lain, yang kadang kala dihina dan diperkosa. Mereka bahkan diusir, dihina dan dicambuk, dan kita tidak menemukan solusi yang tepat terhadap semua persoalan itu.

Kita merindukan lahirnya kepemimpinan yang mampu membela setiap individu warga negara yang diperlakukan secara tidak baik di negeri orang, sebagaimana Presiden Amerika Serikat pada awal 1990-an yang tidak segan-segan berbicara atas nama bangsanya, membela salah seorang warga negara AS usia muda yang akan dihukum cambuk di Singapura, atas tindakannya mengotori mobil orang lain dengan cat. Menurut hukum di Singapura, anak muda itu harus dicambuk. Dan Presiden AS, berbicara membela anak muda itu, yang merupakan salah satu dari 250 juta warga AS, meminta kepada Singapura agar yang bersangkutan tidak dicambuk.

Kita merindukan kepemimpinan yang seperti ini. Tetapi jangankan Presiden, seorang Bupati pun tidak ada yang berteriak, ketika warga kita dicambuk dan diusir-usir tanpa kemanusiaan. Tidak hanya itu, warga bangsa kita sendiri ada yang melakukan perbuatan tercela dengan menjual saudara sebangsanya, untuk jadi pelacur di negeri orang. Kita telah kehilangan martabat dan harga diri kita. Dan semua itu, bersumber dari ketidakmampuan pemerintah mengelola negeri ini.

Demikian halnya dengan apa yang kita jumpai di Kabupaten Kutai Timur. Kutai Timur sangat kaya dan kekayaan ini bukan karena perbuatan manusia, tapi karena semua pemberian Tuhan. Mengelola pemberian Tuhan saja kita belum mampu, apalagi menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi rakyat kita. 9 tahun sudah Kutai Timur mekar menjadi kabupaten, namun masyarakat belum menikmati fasilitas dasar yang menjadi haknya untuk hidup layak, seperti listrik, air bersih, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai, sarana pengairan, sarana transportasi dan lain sebagainya. Masyarakat kita masih hidup pas-pasan tanpa adanya jaminan kepastian terpenuhinya kebutuhan mendadak pada hari esok atau lusa.

Mengapa ini terjadi ? pilihan kebijaksanaan kita keliru. Kita telah menghabiskan anggaran ratusan milyar untuk proyek-proyek pembangunan yang megah hanya untuk gagah-gagahan. Mengapa dikatakan gagah-gagahan, karena anggaran sebanyak itu jika dimanfaatkan untuk membangun fasilitas dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti listrik dan air bersih serta sarana pengairan dan transportasi tentunya akan membuat pemerataan ekonomi lebih cepat dan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

PDK lahir dengan tujuan dan cita-cita untuk mengangkat derajat mereka yang berada pada lapisan paling bawah, sehingga pada suatu waktu, tidak ada lagi rakyat kita yang menjual harga dirinya hanya untuk sekedar bertahan hidup. Indonesia telah merdeka, dan karena itu rakyat berhak atas hadirnya sebuah pemerintahan dan kepemimpinan yang baik.

Kita membutuhkan pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik bukan hanya mereka yang sekedar tampil dengan konsep-konsep untuk perbaikan, retorika yang bagus-bagus, janji yang muluk-muluk. Pemimpin yang baik adalah mereka yang telah pernah diberi kesempatan untuk berbuat baik dan dia melakukannya. Pemimpin adalah mereka yang telah diberi amanah dan tidak khianat, telah diberi kekuasaan besar untuk melakukan perbaikan dan dia berbuat. Pemimpin yang teruji adalah pemimpin yang pernah ada kesempatan untuk mencuri tapi dia tidak mencuri, untuk menyeleweng tapi dia tidak menyeleweng.

Kalau anda tidak mencuri karena tidak ada kesempatan, itu bukan apa-apa. Ketika anda dapat kesempatan untuk mencuri, dapat kesempatan untuk membuat kebijaksanaan yang menguntungkan diri sendiri, tapi anda tidak melakukan itu, itu baru namanya teruji. Jadi sekedar tidak mau itu tidak cukup. Tapi kalau berkesempatan dan tidak melakukan, itulah karakter yang kita butuhkan.

Berbanggalah kita karena menjadi bagian dari perjuangan PDK. Kita termasuk dalam barisan orang-orang yang berniat tulus untuk mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik. Kita harus percaya bahwa perjuangan kita ini diridhoi, bila kita semua membangun misi ini dengan tulus, dengan kejujuran yang mengedepan, dengan semangat dan kerja keras yang tinggi.

Wassalam.


Drs. H. Suardi
(Ketua DPK PDK Kutai Timur)

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial