Penutup

Berpuluh-puluh tahun kita merdeka, berjuta-juta hektar hutan sudah kita tebang, berjuta-juta hasil laut telah kita angkat, emas, batubara, minyak, gas, dan kita telah membuat hutang luar negeri yang sangat besar. Kita hanya melihat kenyataan bahwa dari segi pendidikan, sebanyak 70% bangsa kita hanya dapat SD tamat atau tidak tamat. Dari segi lapangan kerja, oleh karena lemahnya daya tahan ekonomi kita, oleh karena ketidaktepatan strategi pembangunan ekonomi, hari ini kita berhadapan dengan kenyataan bahwa terdapat puluhan juta manusia dari bangsa kita hidup tanpa pekerjaan tetap. Pengangguran menjai satu kenyataan yang massif, pengangguran adalah sesuatu yang anda tidak perlu memiliki ilmu tinggi untuk dapat tahu bahwa pengangguran itu hadir dimana-mana. Kemiskinan pun masih terus menerus menyertai perjalanan kita.

Berpuluh-puluh tahun negeri ini dikelola, berpuluh-puluh tahun kekayaan pemberian Tuhan dikuras dan rakyat kita tetap hidup dengan martabat yang katakanlah hampir hilang, kualitas hidup rendah, tidak jelas masa depan. Sementara di lain pihak, kita menghasilkan 100 atau mungkin 200 orang kaya kelas dunia. Kita melihat jurang pemisah antara mereka yang berada di lingkaran kekuasaan puncak dengan mereka yang berada di lapisan terbawah masyarakat kita, terlalu dalam. Maka sensitifitas para pemimpin menjadi pertanyaan besar. Masih mampukah para pemimpin kita merasakan denyur nadi, keluhan dan impian masyarakat? Ketika kita meihat jarak itu semakin jauh, masih mampukah bangsa kita mengharapkan adanya pemimpin yang dalam istilah Bung Karno disebut sebagai “ Penyambung Lidah Rakyat”? Masih bisakah kita berharap penderitaan rakyat bisa terbaca secara tepat oleh para pemimpin, ketika kita menyaksikan pada saat yang sama para pemimpin ribut bersaing, bertengkarm saling memaki dan saling memfitnah hanya untuk keputusan-keputusan dan kebutuhan-kebutuhan praktis yang tidak secara langsung menyentuh kepentingan rakyat?

Pertanyaan-pertanyaan yang sangat sensitif ini harus kita ajukan, oleh karena sebagai bangsa kita berhak memperoleh pemimpin yang baik. Kita sebagai rakyat merdeka berhak memperoleh pemerintahan yang baik. Itu adalah hak rakyat dan untuk itu mereka berkorban.

PDK lahir untuk menghadirkan pemerintahan yang baik di Republik ini. Tanpa pemerintahan yang baik tidak ada ekonomi yang memihak kepentingan rakyat, tidak ada hukum yang ditegakkan dengan adil, tidak ada administrasi dan birokrasi yang secara tuntas dan konsisten melayani rakyat. Ringkasnya, tanpa pemerintahan yang baik, masyarakat adil dan makmur hanya akan menjadi ilusi belaka.

Partai ini adalah sebuah partai modern. Partai modern merupakan partai yang mengandalkan rasionalitas dan bukan emosi. Untuk itu, PDK harus melakukan pencerahan kepada masyarakat, karena dengan pengetahuan, masyarakat akan mampu membedakan antara pemerintahan yang berbuat baik kepada rakyat dan pemerintahan yang tidak berbuat baik untuk rakyat, antara partai-partai yang sungguh-sungguh mengabdi untuk rakyat dengan partai yang hanya mengembangkan retorika.

Partai ini, para pengurus dan anggotanya, tidak mendahulukan kekuasaan. Bagi kita kekuasaan hanya sarana. Tujuan kita bukan kekuasaan. Kekuasaan hanya sarana untuk melakukan perubahan. PDK mengambil tanggung jawab ditangannya untuk mengubah kenyataan-kenyataan disekitar kita, bukan memanipulasi kenyataan, bukan mengambil keuntungan dari kenyataan, tapi mengubah kenyataan menjadi lebih baik. Ini adalah tanggung jawab yang berat.

Dengan kehadiraan PDK, kita juga memberikan satu pesan khusus kepada masyarakat, bahwa kita siap dan sangat faham tentang bagaimana seharusnya kebijakan Otonomi Daerah dilaksanakan. Banyak distorsi (gangguan) dalam implementasi otonomi daerah oleh karena ketidakpahaman terhadap roh, terhadap visi, terhadap filosofi dari kebijaksanaan itu. Banyak yang melaksanakan itu dan gagal menemukan tujuannya, banyak tindakan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah gagal mengambil tempat. Karena itu, sejauh ini, otonomi daerah belum secara optimal memberi manfaat bagi masyarakat. Diperlukan satu proses untuk me-reorientasi (memperbaiki tujuan) implementasi (pelaksanaan) kebijakan otonomi daerah yang dari awal kita maksudkan sebagai sebuah solusi dari banyak persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita.

Pemerintahan jangan sampai membebani rakyat. Bila masyarakat sudah sering mengeluh terhadap kinerja pemerintahannya, bila sudah ada diantara masyarakat yang bernadzar untuk memotong hewan bila pemimpinnya diganti, maka inilah tanda-tanda pemerintahan telah menjadi beban bagi masyarakat.

Jangankan di tingkat nasional yang penduduknya sampai 220 juta, memimpin pemerintahan di tingkat kabupaten yang penduduknya hanya 200 ribu jiwa juga sangat berbahaya bila kita tidak amanah. Bisa dibayangkan, bagaimana bila masyarakat tiap malam berdoa : “Ya Tuhan, mudah-mudahan Bupati dan Wakil Bupati itu cepat-cepat Engkau ambil nyawanya karena sering membohongi dan menjadi beban bagi kami”. Dan apa jadinya bila pemerintahan didoakan tiap malam oleh 200 ribu jiwa manusia yang terluka perasaannya karena pemerintahan yang tidak amanah? Karena itu, jadilah pemerintahan yang baik dan amanah. Jangan sampai orang-orang berkumpul dan mendoakan pemerintahnya mati karena salah memegang amanah.

Secara nasional, khususnya di Kabupaten Kutai Timur ini, PDK menawarkan kehidupan pemerintahan yang lebih baik, yang diterima sebagai rahmat di tengah-tengah masyarakat. Perjuangan tersebut adalah perjuangan yang berat, namun PDK memiliki tiga modal utama, yaitu :

  1. Percaya pada ketulusan dan kejujuran perjuangan

  2. Percaya pada konsep-konsep alternatif yang akan kita kembangkan dan kita tawarkan pada bangsa ini

  3. Percaya pada pertolongan Tuhan Yang Maha Esa



BAGAIMANA KALAU MASIH ADA PERTANYAAN YANG BELUM TERJAWAB DI SINI ? Kalau masih ada pertanyaan yang belum terjawab disini silahkan menghubungi sekretariat pengurus PDK yang terdekat di lingkungan anda.

Akhirnya, Mari kita bersatu dalam ikatan kebangsaan dan membangun demokrasi dari Tanah Kutai Timur. Hiduplah Indonesia, dan jayalah PDK !!.



0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial